This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 12 Juni 2012

Etika Dunia Maya

TUGAS KELOMPOK II
ETIKA DUNIA MAYA








Anggota:
 Jogo Haryanto
 Koryanto
 Joko tri susilo
 yachin




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
EL-RAHMA YOGYAKARTA
TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Didasari dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan didorong dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat dengan keterbatasan ruang dan waktu maka terbentuklah sebuah media yang dapat mempermudah masyarakat untuk menjalin komunikasi dan berinteraksi, yaitu media Internet yang sering disebut dengan dunia maya. Dunia firtual ini atau dunia maya merupakan dunia kedua setelah dunia nyata.untuk melakukan segala rutinitas dan aktifitas yang tidak memungkinkan kita berada di dua tempat sekaligus.
Dunia maya merupakan salah satu fasilitas yang digunakan untuk berbagi kegiatan atau aktifitas seperti yang di lakukan di dunia nyata, oleh sebab itu dikarenakan banyak kesamaan antara dunia nyata dengan dunia maya maka perlu adanya etika dalam berkehidupan didalam kedua dunia tersebut. Etika yang bersumber dari masyarakat untuk berkehidupan bermasyarakat. Karena dunia maya semakin berkembang pesat sehingga tidak adanya batasan komunikasi yang disebabkan tidak adanya pertemuan secara langsung namun kini telah di temukan kembali sebuah teknologi atau fasilitas yang dapat menunjang hal tersebut misalnya Webcam, sehingga terjadi interaksi langsung anatra individu yang satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu maka disusunlah makalah ini demi menunjang permasalahan yang dihadapi akibat dampak perkembangan Dunia Maya yang semakin pesat.



1.2 Permasalahn
Makalah ini merupakan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja teori yang melandasi etika dalam dunia maya?
2. Apa pengertian dunia maya?
3. Apa pengertian etika?
4. Bagaimana hubungan etika dengan dunia maya?

1.3 Ruang Lingkup
Penulis membatasi penulisan makalah ini mengenai etika dalam dunia maya untuk memperjelas hal – hal yang akan disampaikan.

1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi di Bina Sarana Informatika. Sedangkan tujuan dari penulisan tugas ini adalah :
1. Dapat mengetahui cara menggunakan Internet yang baik dan benar.
2. Dapat mengetahui etika yang baik bagi pengguna internet alam berkehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui bagiamana beretika yang baik di dunia maya / Internet.

1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas ini, penulis menggunakan Metode Browsing Internet, yaitu metode yang digunakan dengan browsing atau membaca referensi-referensi yang berkaitan dengan msalah yang dibahas dalam tugas ini di internet.

1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan mengetahui makalh ini, penulis memberikan uraian singkat mengenai gambaran pada masing-masing bab melalui sistemtika penulisan, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, ruang lingkup, maksud dan tujuan, serta metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk menyusun tugas ini. Selain itu, penulis juga menguraikan mengenai sitematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang materi-materi yang akan dibahas karena bab ini merupakan bab utama dari makalah ini. Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang etika dalam dunia maya, meliputi: teori yang melandasi etika dalam dunia maya; pengertian dunia maya; pengertian etika; dan hubungan etika dengan dunia maya.
BAB III PENUTUP
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang dibahas.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori yang Melandasi Etika dalam Dunia Maya
Ketika berinteraksi atau berkomunikasi dengan dunia maya memang tidak ada batasan ruang dan waktu. Meskipun demikian, sebaiknya juga harus diperhatikan bagaimana etika yang baik. Dalam beretika ada beberapa teori yang melandasinya, terori yang melandasi beretika tersebut antara lain :
a. Utilitarisme
Utilis berarti ”bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat secara keseluruhan.
b. Deontolog
Istilah ”deontologi” ini berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik, melainkan hanya karena wajib dilakukan. Perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadikan perbuatan itu baik. Kita tidak pernah boleh melakukan sesuatu yang jahat supaya dihasilkan sesuatu yang baik.
c. Teori Hak
Sebenarnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban.
d. Teori Keutamaan
Teori ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan: apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan sebagainya. Velasquez (2005),
2.2 Pengertian Dunia Maya
Dunia Maya atau yang sering disebut dengan Media Maya atau internet adalah salah satu media atau dunia firtual yang sengaja dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia atau interaksi antara satu orang dengan orang lainnya yang berada di tempat yang berbeda. Dengan tingkat kebutuhan yang beragam, sehingga Internet lebih cenderung disebut dengan Dunia Maya atau Cyber World, dengan fungsi yang beragam antara lain :
a. Menghubungkan orang dengan komputer, contohnya; Remote connections untuk pengecekan terhadap sekian banyak servers (belasan) yang tersebar dibeberapa tempat (kota dan negara)
b. Menghubungkan komputer dengan komputer, contohnya; Remote connections terhadap setiap PC yang terhubung dengan jaringan LAN di network tertentu
c. Menghubungkan orang dengan bank, contohnya; Internet Banking, dsb.

2.3 Pengertian Etika
Pengertian etika. Etika berasal dari bahasa latin, Etica yang berarti falsafah moral dan merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila dan agama. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti kebiasaan, watak. Etika memiliki banyak makna antara lain :
a. Makna pertama : semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi.
b. Makna kedua : norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat tertentu mengenai perbuatan yang baik-benar.
c. Makna ketiga : studi tentang prinsip-prinsip perilaku yang baik dan benar sebagai falsafat moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia.
Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang pengguna yang berbeda dari istilah itu. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas. Moralitas adalah ha-hal yang menyangkut moral, dan moral adalah sistem tentang motivasi, perilaku dan perbuatan manusia yang dianggap baik atau buruk.
Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional,
Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemrintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat.
Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu.

2.4 Hubungan Etika dengan Dunia Maya
Etika di Internet dikenal dengan istilah Netiquette (Network Etiquette), yaitu semacam tatakrama dalam menggunakan Internet. Etika , lebih erat kaitannya dengan kepribadian masing-masing. Jadi tak semua pengguna Internet mentaati aturan tersebut. Namun ada baiknya jika kita mengetahui dan menerapkannya. Dibawah ini ada beberapa etika yang dapat diterapkan antara lain:
a. Kesan Pertama di Tangan Anda
Di dunia nyata, orang seringkali menilai seseorang dari penampilan, sebelum mengetahui perangai yang sebenarnya. Oleh karena itu, banyak yang mengutamakan penampilan untuk mendapatkan kesan terbaik.
Tangan Anda akan menghasilkan tulisan yang memberikan kesan pada orang lain. Tulisan yang ringkas, jelas, tetapi menggunakan tata bahasa yang benar akan lebih dihargai daripada tulisan yang asal ketik. Di Internet, editor tulisan Anda adalah Anda sendiri. Pengetahuan dasar tata bahasa akan menjadi modal Anda ketika ber-internet.
b. Hindari Penggunaan Huruf Kapital
Menggunakan huruf kapital (uppercase) tidak dilarang. Tetapi jika berlebihan, misalnya sampai satu alinea, apalagi diimbuhi dengan tanda seru, orang akan malas membacanya. Huruf kapital juga seringkali dianalogikan pada suasana orang yang sedang emosi, marah, atau berteriak-teriak. Jadi, gunakan huruf kapital hanya untuk penegasan pada kata tersebut.
c. Memberi Judul dengan Jelas
Ketika mengirim sebuah email, Anda harus memberikan judul pada email tersebut. Seperti halnya tulisan pada koran atau majalah, judul harus menggambarkan isi tulisan. Judul inilah yang pertama kali dilihat oleh penerima email. Judul seperti “Mau Bertanya”, “Tanggapan”, dan sebagainya, cenderung diabaikan karena tidak spesifisik.
d. Menggunakan BCC daripada CC pada Email
Alamat email adalah bagian privasi seseorang. Beberapa orang mungkin kurang suka jika alamat email-nya disebarkan kepada umum. Mengirim email ke banyak alamat menggunakan CC memungkinkan penerima mengetahui setiap alamat email yang kita kirim. Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan BCC jika mengirimkan email secara masal.
e. Membalas Email dengan Cepat
Idealnya membalas email paling lambat 24 jam setelah email itu diterima. Jika belum sempat membalas, beritahu pengirim bahwa kita akan membalasnya di kemudian hari.

f. Membaca Dulu, Baru Bertanya
Ada kalanya kita ikut bergambung pada sebuah forum diskusi di internet yang membahas salah satu bidang ilmu. Setiap pertanyaan dan jawaban pada forum selalu diarsipkan untuk dibaca kembali oleh anggota forum. Usahakan agar kita membaca dulu apa yang sudah dibahas pada forum tersebut sebelum bertanya.
g. Tidak Mengirim File yang Terlalu Besar
Kecepatan untuk akses Internet berbeda-beda. Oleh karena itu, pertimbangkan juga jika akan mengirimkan file. File dengan ukuran lebih dari 5 MB akan memperlambat proses download. Gunakan program kompresi file jika diperlukan.
h. Menggunakan Kutipan
Di Internet, kutipan diperlukan bila kita membalas suatu email atau memberi tanggapan pada milis. Contohnya:
Balasan tanpa kutipan:
Ya, saya akan datang.
Balasan dengan kutipan:
> Saya mengundangmu datang ke Bandung minggu ini.
Ya, saya akan datang.
i. Tidak Hanya Copy-Paste
Internet memungkinkan siapapun untuk mengambil konten dengan mudah dan cepat. Konten yang kita ambil tersebut, misalnya sebuah artikel, tentunya hasil jerih payah orang lain ketika menulisnya. Catatlah nama penulis serta URL tempat tulisan tersebut, dan cantumkan ketika kita menggunakannya sebagai referensi.

j. Kembali pada Diri Sendiri
Perilaku kita berinternet memang tak akan ada yang memantau. Di ruangan tanpa tatap muka, siapapun bisa berbuat berdasarkan kehendaknya. Seringkali kita menemukan informasi palsu, kata-kata tak senonoh, dan perilaku lainnya yang kurang pantas secara etika.
Di Internet juga terdiri dari kumpulan pengguna Internet yang entah ada di mana, berapa umurnya, bagaimana wataknya, dan sebagainya. Menghadapi dunia macam ini, semestinya kita berlapang dada. Ada baiknya juga bertanya pada diri sendiri, kita ingin diperlakukan seperti apa dan apa yang kita lakukan kepada orang lain.
Berikut ini adalah pelajaran-pelajaran penting yang dapat diterapkan, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi di dunia maya, antaralain:
• Kita cuma bertegur sapa dalam tulisan, bukan fisikal.
• Bertindak sopan itu selalu lebih baik
• Mengikuti adat istadat setempat.










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perkembangan dunia maya yaitu internet yang semakin cepat menyebabkan tidak adanya batasan dalam komunikasi. Hal ini disebabkan tidak adanya pertemuan secara langsung. Meskipun demikian sebaiknya dalam menggunakan fasilitas Internet adalah dengan mengikuti kaidah etika atau tata aturan sederhana yang dapat kita lakukan seperti yaitu dengan bertegur sapa dengan tulisan bukan fisikal, dengan membiasakan bertindak sopan, mengikuti peraturan yang telah ada sebelumnya.
Selain itu dengan mengetahui dan menerapkan etika atau kode etik yang sering kali kita lupakan dalam berinteraksi di dunia maya seperti : kesan pertama ada di tangan anda, hindari penggunaan huruf capital, memberi judul dengan jelas, menggunakan BBC dari pada CC pada Email, membalas email dengan cepat, Membaca dulu baru bertannya, menggunakan kutipan, tidak hanya copy-paste, dan kembali pada diri sendiri.
Dan apa bila kita dapat menyadari kesalahan yang sering terjadi ini dan berusaha memperbaikinya maka akan terwujud etika pengguna internet atau dunia maya yang lebih bersopan santun dalam bermasyarakat, social dan budaya.






DAFTAR PUSTAKA

http://www.karawanginfo.com/
http://www.beritanet.com/
http://suryaningsih.wordpress.com/2006/11/16/etika-ber-internet/

http://www.digi-ti.com/

Selasa, 29 Mei 2012

Himpunan Keluarga Jurai Kedurang


Kedurang dulunya adalah suatu komuniti perikatan adat dan pemerintahan yang bernama Marga, yang dipimpin oleh seorang kepala Marga atau Pasirah (Besirah). Pasirah ini merupakan pilihan dari putra terbaik di Marga, yang dipilih secara demokratis untuk masa jabatan selama 5 tahun. Marga Kedurang terdiri dari 27 buah dusun, mulai dari Lubuk Ladung yang paling hilir sampai dusun Batu Ampar yang paling hulu. Urutan dusun ke dusun ini dari lembah Bukit Barisan sampai bermuara di pinggiran Samudera Hindia. Marga Kedurang adalah salah satu marga di kecamatan Manna kabupaten Bengkulu Selatan yang berjarak sekitar 18 km dari kota Manna. Sekarang ini akibat terjadinya sistem pemerintahan desa, maka Marga Kedurang menjadi wilatah Kecamatan Perwakilan dan dussun-dusun tadi berubah menjadi longgar, Sistem kesatuan pemerintahan marga pun menjadi lenyap seiring perkembangan zaman yang cenderung liar.

Penduduk asli marga Kedurang sebagian besar berasal dari suku Pasemah (sekitar Gunung Dempo-Sumatera Selatan), sehingga adat, bahasa dan budayanya mengikuti suku induknya yang terkenal dengan bahasa Kaghat. Tatanan adat istiadatnya bersumber dari syara' dan syara' berdasarkan Kitabullah. Dengan demikian maka semua aturan adat berdusun, pergaulan sosial, budaya dan aturan pemerintahannya sesuai dengan prinsip ajaran Agama Islam, sebagai contoh kita ambilkan beberapa falsafah kepribadian yang harus dimiliki dan di junjung tinggi oleh setiap anak keturunan tetesan darah komunitas tersebut diatas. Falsafah itu ialah berupa sepuluh perintah dan sepuluh larangan yaitu:
1.      Janji nunggu
2.      Kate betaruh
3.      Ndepat mbalik
4.      Ngutang bayar
5.      Serame beghagih
6.      Sanak bujang sanak gadis
7.      Sesie beganti
8.      Senasib sepenanggungan
9.      Sepincang sepejalanan
10.   Segantian setungguan

Adapun sepuluh larangan adalah:
1.      Jangan nube iligh mandian
2.      Jangan nutuh ranting tenggeran
3.      Jangan maraskah batu kelubuk
4.      Jangan numpahkah bebeghasan
5.      Jangan nggunggung pelidian
6.      Jangan nggunting dalam lipatan
7.      Jangan nyeghuti jalan kayik
8.      Jangan ngendalai tangkai padi
9.      Jangan luk augh pucuk pematang
10.   Jangan nyeguti ayam makan jemughan

Mohon maaf jika urutan kata dan kalimat diatas kurang tepat.

Jika saja ke dua puluh urutan prinsip kepribadian itu melekat pada diri kita, mungkin itulah yang dimaksudkan dengan istilah sekarang "manusia seutuhnya (manusia berintegrasi)". Memang kedurang merupakan salah satu marga yang potensial di kabupaten Bengkulu Selatan, terutama sumber daya alamnya yang subur dan terkenal sebagai lumbung padi dengan kualitas nomor wahid untuk beberapa masa lamanya. Sayangnya semua itu sekarang tinggal cerita dan kenangan belaka, karena semua sumber daya alamnya telah rusak akibat keserakahan kita semua.

HKJK dari masa ke masa:
1.      Periode 1772-1975
Sebagai ketuanya adalah sdr. H. Baswan Hamid, waktu itu anggotanya masih sangat terbatas dikalangan para pendiri. Karena memang jumlah adik sanak Kedurang di Jakarta masih sangat sedikit. Dan keluarga para pendiri itu diantaranya adalah:
-         H. Djamaluddin Nagum (alm)
-         H. Djadaini (alm)
-         Suparto (Mahidin) (alm)
-         Amarullah (alm)
-         Tabrani Yamid (alm)
-         H. Hamdan Mahyudin, BA (alm)
-         H. Sukiman Cikmat
-         Sandrie Oesman
-         Kartani Yamid
-         Mulyadi Oesman
-         Hanafi
-         H. Darsono Muchtar, SH
-         Anuar
-         Marwan/Masrah
-         Ma’un Sarjono
Di tambah lagi dengan beberapa mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Jakarta. Program dan kegiatannya pun masih sangat terbatas untuk pertemuan rutin tiap bulan, yang diselenggarakan dari rumah ke rumah secara bergiliran. Namun antusias dan semangat mereka kiranya patut menjadi tauladan bagi kita semua.
2.      Periode 1975-1978
Pada periode ini HKJK dipimpin oleh H. Hamdan Mahyuddin. Kegiatan yang dilaksanakan selain pertemuan rutin mulai merambah pada kesejahteraan anggota, pengajian dan bantuan pembangunan di kampong halaman. Di antaranya ikut mempelopori pendirian SMP Karya Kedurang, yang kemudian menjadi cikal bakal SMP Negri Kedurang serta jenis bantuan lainnya.
3.      Periode 1978-1981
Sebagai ketua adalah H. Kinso Abdullah dan sekretaris Sarmyawasari. Jumlah anggota dan kegiatannya semakin berkembang, selain yang bersifat rutin seperti periode sebelumnya, juga dimulai pendirian koperasi simpan pinjam (USIPA). Usaha koperasi ini juga melibatkan para pemuda seperti Dalyono Muchtar, Nurwati, Asmidi Otendo dan yang lainnya.
4.      Periode 1981-1982
Periode ini kembali di pimpin oleh H. Hamdan Mahyuddin sebagai ketua dan sekretaris dipercayakan kepada Yasran Abubakar. Jumlah anggota kian bertambah banyak, sehingga dibentuk koordinator sektor-sektor seperti Tangerang, Citeureup, Bogor, Bekasi dan lain-lain, juga dibentuk sub organisasi Pemuda dan Mahasiswa program dan kegiatan berkembang secara dinamis, lebih lagi dengan kehadiran Yasran Abubakar, yang merupakan figure yang rajin, ulet dan progresif. Karya terbaik diantaranya adalah pembuatan Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Rumah Tangga HKJK sekaligus penerbitan buku pertama tentang HKJK. Sayangnya kepengurusan ini tidak habis sampai masa kepengurusannya disebabkan adanya missorganisasi.
5.      Periode 1982-1988
Sebagai ketua adalah H. Amarullah MS dan sekretarisnya Asikin yang kemudian dilanjutkan oleh Nirsantono Hasnul. Pada masa ini merupakan catatan prestasi tersendiri, karena selain masa kepemimpinan yang terpanjang (satu setengah periode), juga meraih berbagai prestasi yang spektakuler untuk ukuran kita. Keberhasilan tersebut antara lain: dibidang Seni Budaya hamper setiap tahun Pemuda-Pemudi kita tampil di pentas Anjungan Bengkulu TMII, bahkan beberapa kali mewakili Propinsi Bengkulu di even tari Nasional (kerjasama Perwakilan Propinsi Bengkulu). Bidang Olah Raga juga tidak kalah ketinggalan, anak-anak muda secara rutin berlatih dan bertanding dengan markasnya di Pulo Mas, dibidang Komunikasi dan Jurnalistik, selama 4 tahun secara berkala dapat menerbitkan Buletin HKJK yang disponsori oleh Bapak H. Djamalludin Nagum dan pimpinan redaksi A. Mulawarman dan Nirsantono Hasnul yang didukung secara aktif oleh seluruh pemuda dan mahasiswa kita pada waktu itu.
Dibidang bantuan pembangunan dan sosial, ikut membantu pendirian SMP Muhammadiyah di dusun Palak Siring, perbaikan beerapa Masjid dan bantuan bencana alam (banjir) di kedurang tahun 1986. Dibidang dakwah, selain pengajian rutin juga setiap tahun ikut menjadi panitia Halal Bihalal antara masyarakat Bengkulu Selatan, dan berhasil mempelopori Halal Bihalal antar masyarakat Kedurang, Kinal, Kelam dan Padang Guci (untuk pertama kalinya dan terakhir kalinya).
Mungkin perlu kita simak mengapa pada masa ini dapat sesukses itu…??? Selain peran figure seorang ketua dan partisipasi nyata seluruh anggotanya, juga menyatunya potensi pemuda dan mahasiswa baik yang perantau dari Keduarang maupun yang kelahiran Jakarta. Mereka dapat tampil kompak terorganisir dengan rapi, sehingga semua visi dan misi dapat diraih secara memuaskan. Dulu tiap kali ada pertemuan rutin bapak-bapaknya selalu mengajak anak-anaknya (putera/puteri) sehingga anak-anak itu akrab satu dengan lainnya. Anak-anak, bujang gadis, semua akrab dan saling kenal. Lalu sekarang bagaimana…???? Jangankan kita mengajak anak-anak, kita sendiri pun agak kurang partisipasinya, kalaupun datang hanya kita yang tua-tua yang nota bene memang sudah saling kenal.
6.      Periode 1988-1990
Drs. H. Djumairi sebagai ketua dan sekretaris A. Mulawarman. Pada periode ini prakarsa pemuda dan mahasiswa mulai agak menurun, tetapi kegiatan rutin dan bantuan pembangunan serta social terus dapat dikelola dengan memuaskan. Salah satu bakti yang menonjol adalah mempelopori pendirian Drumband SMP Muhammadiyah Palak Siring, dengan sponsor tunggalnya adalah ketua sendiri. Untuk beberapa waktu drumband SMP ini cukup dikenal di Bengkulu Selatan, entahlah kini mungkin sudah lenyap dimakan usia, khabarnya SMP pun sudah lenyap di telan waktu. Kegiatan HKJK pun cenderung menurun salah satu kendalanya adalah kesibukan dari ketua yang waktunya sangat terbatas, bahkan selajutnya beliau pindah tempat tugas diluar kota Jakarta, sehingga masa kepengurusan ini tidak sampai habis sesuai waktunya.
7.      Periode 1990-1994
Tampil sebagai ketua Dalyono Muchtar dengan sekretaris tetap dipegang oleh A. Mulawarman. Pada masa ini walaupun tingkat partisipasi anggota agak merosot, tetapi program dan kegiatan yang bersifat rutin tetap berlangsung sesuai kebutuhan. Seperti Halal Bihalal tahunan seluruh masyarakat Kedurang se-Jabodetabek dapat diselenggarakan secara meriah, kemudian bantuan pembangunan di Kedurang pun tidak terabaikan. Diantaranya membantu rehabilitasi Masjid Desa Tnajung Alam dan bantuan kepada bebrapa pemuda kita yang mendapat masalah di bekasi, tangerang dan cikarang.
8.      Periode 1994-1999
Sebagai ketua Asmidi Otendo SH dan sekretaris A. Mulawarman. Seiring kondisi Negara kita yang dilanda krisis multi dimensi, maka mau tak mau itupun berpengaruh secara signifikan kepada masyarakat kita. Meski demikian dinyatakan kita masih dapat berkarya untuk sesame kita, dimana kegiatan rutin tetap berjalan seperti sebelumnya. Bahkan lebih dari itu, bantuan pembangunan masih dapat dilakukan walau tidak semua anggota HKJK ikut berpartisipasi nyata. Diantaranya ikut aktif mempelopori secara moral dan material pembangunan Masjid Istiqamah Palak Siring, Kedurang. Kiranya bakti nyata itu patut dicatat oleh masyarakat kita sebagai rasa peduli yang tak kunjung pupus, terhadap masyarakat kita di Kedurang ataupun diperantauan.
9.      Periode 1999-2004
Sebagai ketua A. Mulawarman dan sekretaris Sidi Horman untuk masa kepengurusah ini belum banyak yang dapat kita catat, karena program dan kegiatannya masih dirumuskan, kecuali yang bersifat rutin. Namun paling tidak mereka akan berusaha memberikan yang terbaik seperti periode-periode sebelumnya. Contohnya penerbitan buku informasi HKJK merupakan bukti kesungguhan dari bakti mereka.
Akhirnya setelah kita membaca catatan ini, kiranya kita dapat bercermin diri melihat keberadaan kita masing-masing sebagai anggota kelompok masyarakat yang telahirkan dari komunitas yang sama. Apakah kita semua masih punya rasa, masihkah ada cinta antar sesame, ingatkah kita akan gughuk ayik during, panggangan mungkus, lembak dan daghat…?
Kami yakin semua masih sama, kita masih seperti dulu, siapapun, dimanapun, dan bagaimanapun kita tidak mungkin hidup sendiri. Kalaulah ada yang lupa kita renungkan falsafah nenek moyang berupa prinsip kepribadian yang tertulis di atas sebagai bukti bahwa kita masik akan cucu tetesan darahnya. Insya Allah!!!!

VISI
“MENCIPTAKAN WARGA ANAK JURAI KEDURANG MENJADI WARGA MASYARAKAT MADANI”

MISI
  • Melestarikan adat istiadat yang tertuang dalam buku “Selimber Caye” sebagai prikehidupan pribadi, keluarga dan sosial
  • Meningkatkan pemahaman keagamaan dan ketaatan beribadah didalam kehidupan sehari-hari
  • Menggalakkan dan memotivasi setiap anak jurai kedurang agar gandrung tehadap ilmu pengetahuan dan tehnologi
    .

Senin, 23 April 2012

Contoh perubahan proses bisnis/sosial akibat teknologi yang melunturkan nilai etika tradisional model kerja, nilai dan etika tradisional yang hilang

1. Proses jual beli
A. Model Kerja
• Pada teknologi modern masa kini, jual-beli dilakukan di mal-mal seperti carefour ataupun melalui internet dengan menggunakan jasa paypal atau melalui transfer rekening.
B. Nilai Etika Tradisional Yang Hilang
• Tidak adanya tawar menawar dalam proses jual-beli
• Kehilangan rasa saling mengenal dan silaturahmi antar pembelidan penjual.
C. Penjelasan lebih lanjut
Jaman dahulu orang melakukan proses transaksi jual beli di pasar.disini terdapat seni/tradisi jual beli yaitu saling tawar menawar.karena kemajuan teknologi, orang-orang mulai melakukan proses jual-beli di mal-mal atau bahkan melakukan jual-beli di internet seperti menggunakan paypal atau sejenisnya. hal ini justru menghilangkan etika tradisional tawar menawar.dengan adanya mal-mal seperti carefour atau yang sejenisnya saja kita sudah kehilangan seni/tradisi tawar menawar, karena di mal-mal tersebut tidak ada barang yang bisa di tawar. apalagi dengan adanya paypal, kita jadi kehilangan etika saling silaturahmi, karena dengan adanya paypal, kita jadi tidak bisa bertemu langsung dengan si penjual. yang otomatis kita tidak bisa bertemu dengan pembelinya.
2. Situs jejaring social/social engineering
A. Model kerja
• Pada Model kerja masa kini, orang-orang lebih mengutamakan berkomunikasi dengan menggunakan situs jejaring social seperti facebook, twitter, friendster, dll
B. Nilai etika tradisional yang hilang
• Orang jadi lebih sering berada di dunia maya sehingga menyebabkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang.
• Sama seperti contoh “Orang berzakat melalui SMS”. Seperti implikasi silaturahmi yang tertunda.
• Hilangnya kode etik dan rasa takut untuk melakukan hal-hal yang berbau pornografi dan pornoaksi
C. Penjelasan lebih lanjut
Kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang biasanya terjadi apabila kita terlalu sering berada di dunia maya, sehingga kita tidak bisa tau apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang enggan keluar dari rumah karena sudah merasa cukup mendapatkan informasi melalui internet. Kebanyakan orang tersebut memang mendapatkan informasi yang dia inginkan, tapi apakah semua informasi ada di internet?bagaimana apabila tetangga atau orang di sekitarnya mengalami masalah keuangan?apakah akan di “umbar” di internet?bagaimana kalau orang itu tidak mempunyai akses internet?.Bisa sa ja karena hal-hal tersebut kita menjadi jarang keluar rumah. Hal ini tentu saja berpengaruh pada rasa persaudaraan kita yang hilang.
Dengan adanya situs jejaring social juga sudah menghilangkan rasa takut pada diri kita untuk melakukan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi. Misalnya saja masa kini sudah ada yang namanya “facebook of sex”. Pada facebook tersebut, tidak sedikit orang yang “mengumbar” aurat mereka. Dan kita sebagai pengguna/pemakau sudah merasakan hal yang lumrah untuk melihat hal-hal tersebut. sudah tidak ada lagi rasa takut/rasa berdosa untuk melihat hal-hal tersebut karena sudah tidak merasa diawasi lagi.

Tayangan televisi mempengaruhi pola berpikir dan menurunkan kadar etika tradisional sopan santun


Dalam kehidupan kita saat ini bisa kita lihat betapa banyaknya sopan santun yang semakin memudar. Contohnya sopan santun berbicara dengan orang tua yang pada saat ini sering dengan nada yang tinggi atau mereka berbicara dengan bahasa ”jawa ngoko” atau bahasa jawa kasar. Satu lagi contoh yaitu penurunan sopan santun dalam berpakaian, dapat kita temui dijalan atau di pemukiman, remaja banyak yang memakai pakaian yang minim atau pakaian yang sangat pendek dan ketat. Penurunan kadar etika tersebut juga dipicu atau dipengaruhi dengan tayangan-tayangan di televisi yang pada saat ini lebih banyak ditemui dengan unsur-unsur kekerasan dan para pemain/artisnya memakai pakaian yang sangat minim pula. Hal ini pasti akan mempengaruhi pola pikir anak-anak, remaja, bahkan dewasa sehingga etika sopan santun tersebut seperti dikesampingkan dan tidak dipedulikan. Sehingga tayangan televisi tersebut seperti menjadi imam atau menjadi panutan mereka untuk mengikuti mode atau trend terbaru.

Minggu, 22 April 2012

contoh Perubahan Proses Bisnis Akibat TI, yang Melunturkan Etika Tradisional

Kemajuan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang begitu pesat, bahkan sangat pesat. Terlihat dari banyaknya alat teknologi dan komunikasi yang semakin canggih, beragam, dan dalam jumlah yang luar biasa. Kemajuan ini membawa efek positif bagi kehidupan manusia dan beberapa proses bisnis maupun proses non-bisnis lainnya. Sebagai contohnya, dengan adaya koneksi internet saat ini, seorang dosen dapat meng-upload materi ajarnya di internet, entah di situs penyimpanan online ataupun di blog pribadi guru tersebut, sehingga para mahasiswa dapat mengakses materi kuliah tersebuit di manapun dan kapanpun mereka inginkan, asal ada koneksi internet, tentunya. Begitu juga teknologi lainnya, seperti printer, telepon genggam, GPS, dan lain sebagainya.
Namun, setiap benda di dunia ini pasti punya sisi positif dan negatif, atau kelebihan dan kekurangannya. Dan teknologi informasi-komunikasi pun takkan bisa kuput dari kedua sisi ini. Dan dalam tulisan ini, akan sedikit saya singgung sisi kekurangannya atau dampak kemajuan teknologi yang merubah proses bisnis maupun sosial yang dapat melunturkan nilai-nilai etika tradisional kemasyarakatan.

1. Proses Jual Beli dan Hubungan Anak Perantauan dengan Orangtua
Mau tidak mau, proses yang satu ini musti akan ikut berubah prosesnya. Dulu, orang jual beli memakai model barter, sebelum orang mengenal uang. Lalu setelah mengenal uang, orang mulai membeli dan menjual, dengan uang sebagai alat tukarnya. Dan proses itu biasa terjadi sebuah tempat yang disebut PASAR, dan tempat itu memang punya fisik, nyata, dan bisa didatangi oleh setiap penjual dan pembeli. Tapi, kini? Bagaimana kita saksikan seorang di Indonesia dapat berbelanja laptop dari Jepang tanpa harus pergi ke sana dan tanpa harus repot menukar uang dan tanpa capek karena perjalanan panjang. Cukup di rumah, bermodalkan koneksi internet, proses itu semakin terasa cepat. Dalam proses sosial, hal itu pun bisa terjadi.
Mari kita lihat bagaimana TI mempengaruhi proses jual beli dan proses sosial, misalnya antara seorang anak dengan orangtuanya.
a. Model Kerja
•Pada teknologi modern masa kini, jual-beli dilakukan di mal-mal ataupun melalui internet dengan menggunakan jasa paypal atau melalui transfer bank.
• Melalui HP, seorang penjual dapat memesan barang ke distributor. Begitu pula seorang pembeli dapat langsung memesan barang ke si penjual, TANPA BERTATAP MUKA SECARA LANGSUNG.
• Seorang anak kuliah yang merantau ke Jogjakarta, yang asalnya dari Kalimantan dapat dengan mudah menghubungi orangtuanya di Kalimantan, sesering apa yang dia inginkan, melalui HP.
b. Nilai Etika Tradisional yang Hilang
• Tidak adanya tawar menawar secara face to face dalam proses jual-beli, meski proses itu tetap ada, namun tanpa bertatap muka.
• Hilangnya rasa saling mengenal (bagaimana wajahnya, bagaimana sikapnya saat bertemu orang, tidak bisa kita ketahui bila tidak bertemu) dan silaturahim antara pembeli dan penjual, dan ini merenggangkan hubungan.
• Seorang anak, merasa tidak perlu mudik Lebaran atau mudik liburan lainnya, toh dengan HP dia bisa menelpon ibu dan bapaknya di kampung halaman. Silaturahim anak dan orangtua menjadi jarang, bahkan renggang. Tidak ada sungkem, atau berwajah seri kepada orangtua, kecuali harus dengan video conference.
c. Penjelasan lebih lanjutJaman dahulu orang melakukan proses transaksi jual beli di pasar. Di sini terdapat seni/tradisi jual beli yaitu saling tawar menawar. Karena kemajuan teknologi, orang-orang mulai melakukan proses jual-beli di mal-mal atau bahkan melakukan jual-beli di internet seperti menggunakan paypal atau sejenisnya. Dengan adanya mal-mal, kita sudah kehilangan tradisi tawar menawar, karena di mal-mal tersebut tidak ada barang yang bisa di tawar. Apalagi dengan adanya paypal, kita jadi kehilangan etika saling silaturahmi, karena dengan adanya paypal, kita jadi tidak bisa bertemu langsung dengan si penjual, yang otomatis pula, kita sebagai penjual juga kita tidak bisa bertemu dengan pembelinya.
2. Situs jejaring social social networking                       
a. Model kerja
• Pada masa kini, orang-orang lebih mengutamakan berkomunikasi dengan menggunakan situs jejaring social seperti facebook, twitter, friendster, dan lain sebagainya.
b. Nilai etika tradisional yang hilang
• Orang jadi lebih sering berada di dunia maya sehingga menyebabkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar yang merupakan dunia nyata di mana ia tinggal menjadi berkurang.
• Hilangnya kode etik dan rasa takut untuk melakukan hal-hal yang berbau pornografi dan pornoaksi, karena identitas di sana bisa saja dipalsukan atau disembunyikan.
• Lunturnya etika berkata-kata secara sopan santun, karena munculkan bahasa-bahasa ‘gaul’ yang kadang kasar dan sulit dimengerti oleh orang lain.
• Berkirim pesan lewat facebook atau twitter atau yang lain, di sampng memang lebih cepat, tapi esensi silaturahim dan saling berkunjung menjadi langka.
c. Penjelasan lebih lanjut
Kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang biasanya terjadi apabila kita terlalu sering berada di dunia maya, sehingga kita tidak bisa tau apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang enggan keluar dari rumah karena sudah merasa cukup mendapatkan informasi melalui internet. Kebanyakan orang tersebut memang mendapatkan informasi yang dia inginkan, tapi apakah semua informasi ada di internet?bagaimana apabila tetangga atau orang di sekitarnya mengalami masalah keuangan?apakah akan di “umbar” di internet?bagaimana kalau orang itu tidak mempunyai akses internet?. Bisa saja karena hal-hal tersebut kita menjadi jarang keluar rumah. Hal ini tentu saja berpengaruh pada rasa persaudaraan kita yang hilang.
Dengan adanya situs jejaring social juga sudah menghilangkan rasa takut pada diri kita untuk melakukan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi. Misalnya saja masa kini sudah ada yang namanya “facebook of sex”. Pada facebook tersebut, tidak sedikit orang yang “mengumbar” aurat mereka. Dan kita sebagai pengguna/pemakau sudah merasakan hal yang lumrah untuk melihat hal-hal tersebut. sudah tidak ada lagi rasa takut/rasa berdosa untuk melihat hal-hal tersebut karena sudah tidak merasa diawasi lagi.
http://alkatafangi.blog.uns.ac.id/2010/06/10/perubahan-proses-bisnis-akibat-ti-yang-melunturkan-etika-tradisional/

Senin, 16 April 2012

KEDURANG PENUH KENANGAN

Beberapa waktu yang lalu, suami saya di tugaskan di tempat ini. Sebuah tempat yang sebelumnya sama sekali tak pernah terbayangkan kalau kami akan berada di sana dan melahirkan ketiga anak kami tercinta di tempat ini. Kala itu tempat ini masih sulit di jangkau..., jalan dari Bengkulu ke kota Manna belum di aspal, baru ada pengerasan saja. Bayangkan saja bila di lewati dalam keadaan hujan. Benar benar suatu perjalanan yang melelahkan. Belum lagi perjalanan dari kota Manna ke Kedurang. Jalannya masih rusak dan banyak lubang-lubang di sana sini. Di tambah lagi keadaan sekolah yang di temui.. gedung baru namun lantainya miring di sana sini, terkesan sebuah proyek yang katanya bantuan dana Jepang namun di kelola asal-asalan. Pada waktu itu SMA Negerinya masih bernama SMA N 4 MANNA, masih menginduk di SMA 1 MANNA, dan muridnya baru kelas satu saja. Guru tetap yang baru ada pun baru 4 orang, yaitu rombongan suami saya dan kawan-kawan yang mengikuti program ikatan dinas dari IPB. Jadinya suami saya termasuk salah satu dari perintis sekolah ini. Setengah tahun kemudian, saya mulai ikut suami di tempat ini. Untuk sementara kami tinggal di kota Manna sambil menunggu kelahiran anak pertama saya, sementara sekolah sudah berdiri sendiri di Kedurang. Akibatnya suami saya harus menempuh perjalanan Manna - Kedurang pp yang sangat melelahkan. Setelah anak pertama saya lahir, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk belajar tinggal di Kedurang. Belajar hidup tanpa listrik, belajar hidup menimba air sumur bahkan harus pergi ke sungai bila ada sesuatu. Suatu hal yang benar-benar belum pernah saya lakukan ketika masih tinggal di Jakarta.
    Kedurang kala itu murid-muridnya masih banyak yang nakal-nakal, apa lagi dengan budaya di sana yang bagi mereka adalah hal biasa untuk membawa Kuduk ( Pisau ) atau Parang ke mana-mana. Kebiasaan yang bagi kami masih menimbulkan rasa takut bila berada bersama mereka. Terlebih lagi waktu angkatan pertama ada satu orang yang tidak lulus dan suami saya adalah wali kelasnya. Anak itu hampir mengamuk dan mengancam suami saya dengan kuduk ( pisau )nya, padahal sudah ada larangan membawa pakaian ( istilah mereka jika membawa kuduk ) ke sekolah. Bayangkan..., begitu khawatir dan cemasnya saya saat itu. Hanya karena pertolongan Allak SWT lah, suami saya akhirnya mampu menenangkan dan menyadarkan anak itu. Akhirnya dia menangis...., menangis menyesali semuanya karena sebenarnya sudah banyak perhatian suami saya yang diberikan kepadanya agar ia masih bisa tetap belajar dan bersekolah walaupun dengan berbagai permasalahan yang di hadapinya.
     Kedurang ini benar-benar indah bagi saya, pemandangan alamnya yang masih asri dengan air kedurangnya yang mengalir cukup deras, sawah - sawah yang terhampar hijau. Dan pepohonan yang masih teduh membuat saya bisa sedikit demi sedikit melupakan kesulitan - kesulitan yang saya hadapi di tempat ini. Perlahan - lahan saya mulai menyatu dan mencintai tempat ini. Melalui persaudaraan dengan penduduk setempat, sedikit demi sedikit saya mulai mengenal sejarah dan budayanya.

PANTAI MUARA KEDURANG YANG INDAH
     Pantai Muara Kedurang merupakan salah satu tempat yang menjadi obyek wisata di daerah Bengkulu Selatan. Letaknya persis di jalur simpang tiga antara Kota Manna, Jalur lintas barat Sumatera ( arah Padang Guci ) dan wilayah Kedurang. Tempat ini sangat ramai di kunjungi oleh muda-mudi terutama yang tinggal di sekitar kabupaten Bengkulu Selatan terutama pada hari minggu dan hari raya besar seperti  Idul Fitri dan Idul Adha. Usai bermaaf- maafan dengan orang tua dan keluarga biasanya tempat ini menjadi salah satu tujuan untuk mengisi hari libur mereka. Tak jarang juga tempat ini menjadi salah satu tujuan untuk mengisi acara perpisahan kelas. Sambil berkemah, para murid-murid bisa menjalin suasana kekeluargaan dengan para guru dan teman-temannya. Namun jangan heran..., bila kita tidak hati-hati berada di pantainya, kita bisa terbawa arus dan hanyut karena air sungai kedurang mengalir sangat deras dan ombak pantai muaranya cukup besar . Sudah cukup banyak pantai ini menelan korban manusia karena arus sungai di muaranya cukup deras itu

GUA SARANG BURUNG WALLET YANG BERNAMA GUA SULUMAN
   Gua Suluman juga merupakan salah satu tempat objek wisata di Kedurang, letaknya persis di hulu sungai Kedurang, tepatnya di Desa Batu Ampar. Tempat ini baru dapat di capai setelah separuh perjalanannya kita lalui dengan angkutan umum sampai desa Palak Siring kemudian dianjutkan dengan berjalan kaki menuju desa Batu Ampar. Banyak hal yang dapat di lihat di sini. Pemandangannya yang indah, guanya yang unik dengan sarang burung walletnya, juga ikan - ikannya. Bila di hilir sungai kita menemukan ikan yang dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai ikan mungkus berukuran kecil-kecil namun di tempat ini kita akan menemukan ikan mungkus yang ukurannya jauh lebih besar begitu juga dengan sejenis ikan yang sering di sebut Pelus. Bentuknya panjang dan licin seperti belut, namun dengan ukuran yang jauh lebih besar. Benar - benar tempat yang indah dan menyenangkan. Di sini kita bisa berkemah dan memancing ikan ikan dengan tenang kemudian membakar ikan hasil pancingan itu sambil beramah tamah, bersenda gurau dan menjalin keakraban dalam suasana yang sangat santai. Benar - benar suatu suasana yang membuat hati semakin rindu bila mengingatnya
KEDURANG SALAH SATU SENTRA PRODUKSI BERAS DI BENGKULU SELATAN
       Kondisi alamnya yang merupakan perbukitan dan lembah serta air sungainya yang mengalir cukup deras, membuat masyarakatnya memilih bertanam padi di sawah di samping berkebun kopi. Kedurang merupakan tempat yang terkenal dengan berasnya yang sangat enak dan pulen. Apalagi bila beras itu berasal dari padi yang baru di panen. Wah... sungguh nikmat, ditambah bila kita makannya  di dangau yang berada di tengah sawah sambil merasakan hembusan angin sepoi - sepoi basah, apapun jenis lauknya... tentu akan terasa sangat nikmat. Hamparan padi yang mengunig, membuat sejuk mata memandang dan menambah rasa rindu akan suasana bila kita mengingatnya.
UPACARA TURUN KE AIR BAGI ANAK PEREMPUAN
        Bagi anak perempuan yang akan beranjak dewasa, penduduk setempat mengadakan suatu apacara turun ke air yang sering disebut dengan istilah " Ngayik ka ". Pada upacara tersebut, anak yang baru beranjak dewasa mengadakan ritual turun ke air sungai kedurang dengan di dampingi ibunya dan satu dukun pelaksana upacara. Anak yang di upacara adatkan ini biasanya berusia sekitar 6 tahun sampai dengan 12 tahun, tergantung kemampuan orang tua yang melaksanakannya.Sambil berjalan menuju ke sungai, biasanya sang anak ditemani dengan iringan lagu - lagu pujian kepada Rasulullah SAW dan tabuhan alat musik rebana. Sungguh suatu pemandangan dimana budaya lama penduduk setempat telah bercampur dengan budaya Islam.
        Setelah anak kembali dari sungai, biasanya sang dukun pendamping mengadakan beberapa ritual, salah satu diantaranya adalah ritual anak mengelilingi tunas kelapa sambil menari bersama dukun pendamping dengan masih diiringi lagu - lagu Shalawat Nabi SAW dengan tabuhan alat musik rebananya. Ritual adat seperti ini diadakan dengan maksud supaya sang anak yang baru tumbuh dan kelak akan menjadi dewasa, tumbuh menjadi orang yang berguna, seperti tunas kelapa yang kelak bila sudah tumbuh menjadi pohon kelapa menjadi pohon yang mempunyai banyak manfaat dan tiada yang tersia - sia.

         Foto di atas adalah foto putri pertama Rahmanandhika Swadari waktu berusia 6 tahun dengan memakai pakaian adat yang biasa di pakai oleh anak - anak penduduk setempat ketika mengikuti upacara turun ke air.
TRADISI NAUK DAN NINGKUK PADA MASYARAKAT KEDURANG
          Sebagaimana di tempat lainnya, Kedurang mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan pesta pernikahan. Bila harinya telah tiba, biasanya warga desa setempat membawa antaran makanan berupa piring-piring kecil yang berisi nasi lengkap dengan lauk-pauk dan kue-kuenya yang di isikan dalam satu nampan. Makanan yang tidak boleh di tinggalkan dalam adat ini adalah wajik atau yang lebih di kenal oleh masyarakat setempat sebagai buak dan pisang goreng atau di sebut juadah. Tradisi seperti ini oleh masyarakat setempat disebut " Nauk " . Sehari sebelumnya para warga masyarakat mendapat seiiris lemang sebagai pertanda bahwa sang empunya hajat minta agar para masyarakat ikut "Nauk" pada acara tersebut. Malam harinya bagi kaum muda - mudinya biasa di adakan acara yang di kenal dengan acara "Ningkuk".  Untuk kelancaran acara tersebut, biasanya warga membentuk kepanitian kecil yang terdiri dari Dase, Kumite, Kerbai beirus dan Anak Belai. Dase bertugas dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kelancaran pelaksanaan jamuan makan, juga sebagai pengkoordinir kerja para pelaksana jamuan makanan. Kumite terdiri dari beberapa pemuda yang bertugas membantu Dase demi kelancaran pelaksanaan jamuan makan. Kerbai Beirus, sebagai mana istilah yang artinya adalah ibu-ibu yang menyendok makanan dengan irus ( centong ), bertugas mengisi makanan (gulai) yang akan disuguhkan bagi para tamu juga bertanggung jawab atas persedian makanannya. Sedang Anak Belai biasanya terdiri dari para menantu dan ipar laki-laki sang empunya hajat yang sering diberi tugas memasak air dan membakar lemang. Lemang inilah yang nantinya akan dibawa sebagai buah tangan dari para tamu. Kegiatan masak memasak biasanya dibantu oleh para tetangga dan kerabat yang datang. Sungguh suatu budaya gotong royong yang masih mengental pada masyarakat yang nampaknya kini sudah mulai pudar bagi masyarakat perkotaan.
LISTRIK MASUK KEDURANG
        Awal tahun 1996, listrik mulai masuk di tempat ini. Perubahan yang besar dan cepat mulai terjadi. Di tambah lagi harga kopi yang mulai melonjak, membuat warga masyarakat Kedurang yang sebagian masyarakatnya berkebun kopi mendapat keuntungan yang berlipat. Seiring dengan masuknya listrik, banyak juga para warga yang mulai menggunakan fasilitas-fasilitas rumah tangga yang menggunakan listrik demi kemudahan dalam melaksanakan kegiatan dan juga hiburan. Tak ketinggalan juga kami, suami saya yang sudah lama tidak memegang komputer mulai melengkapi rumah dengan komputer dan mulai memberikan kursus - kursus bagi para murid yang berminat. Berawal dari DOS, WS dan LOTUS 123 kemudian dilanjutkan dengan WINDOWS' 95. Era komputer bagi masyarakat, terutama bagi murid - murid SMA di Kedurang mulai terbuka. Para murid dari orang tua yang mampupun mulai mengerti tentang komputer yang menjadi bekal ketika mereka duduk di bangku kuliah. Disamping itu kegiatan administrasi SD dan juga SMP di Kedurangpun mulai menggunakan jasa kami dan tentu saja ini membuka pembaharuan bagi sistim administrasi sekolah di wilayah Kedurang dan tentu saja menambah pemasukan keuangan bagi rumah tangga kami. Di tengah era inilah anak ke dua dan ke tiga kami dilahirkan.

GEMPA TAHUN 2000
          Gempa tahun 2000 merupakan salah satu kenangan yang tak terlupakan. Gempa yang terjadi pada tengah malam ini membuat kaget seluruh masyarakat propinsi Bengkulu tidak terkecuali yang berada di Kedurang. Gempa tahun ini cukup dahsyat dan banyak menelan korban jiwa. Kerusakan parah terjadi di mana - mana, terutama yang rumahnya terletak di sepanjang pesisir pantai. Rumah - rumah yang baru banyak di bangun dari hasil keuntungan penjualan kopi karena harga yang melonjakpun ikut rata dengan tanah, membuat miris hati kita yang melihatnya. Suami saya yang waktu itu baru asik menyelesaikan tugas administrasi sekolah dengan komputerpun kaget dan langsung membangunkan kami yang telah tertidur pulas. Sungguh suatu hal yang terkadang lucu bila di ingat sekarang ini karena di tengah kondisi baru terjaga dari tidur dan belum sepenuhnya sadar harus segera berlari ke luar rumah dan menyelamatkan diri agar tidak tertimpa reruntuhan bangunan. Cukup lama juga saya, putri pertama dan putri bungsu saya yang waktu itu masih bayi tertahan di depan pintu karena gugup dan sulit untuk membukanya. Melihat hal ini, suami dan putra ke dua saya yang lebih dulu bersembunyi di bawah meja makan akhirnya keluar dan segera membantu membuka pintu. Akhirnya kami bisa selamat tiba di halaman luar menghindar dari kemungkinan tertimpa reruntuhan. Saat itulah saya benar - benar merasa betapa besarnya kekuasaan Allah SWT, yang apabila dia berkehendak dengan sekejap saja apa yang kita miliki akan hancur dan musnah bahkan mungkin tanpa sisa. Untunglah rumah yang kami tinggali tidak rusak dan memang untuk daerah Kedurang pada umumnya tidak terjadi kerusakan yang berarti karena letaknya yang agak jauh dari pantai dan merupakan daerah perbukitan.

Sejarah Singkat Pasemah

MASYARAKAT Pasemah? Barangkali tidak semua orang mengenalnya. Secara historis, suku Pasemah dulunya hanya merupakan suatu kelompok masyarakat yang bermukim di wilayah pedalaman di Sumatera Selatan (Sumsel). Suku Pasemah ini diidentikkan dengan masyarakat yang bermukim di daerah perbatasan Provinsi Sumsel saat ini dengan Provinsi Bengkulu.Secara administratif pemerintahan saat ini, wilayah Pasemah diakui meliputi daerah sekitar Kota Pagar Alam, wilayah Kecamatan Jarai, Kecamatan Tanjung Sakti, yang berbatasan dengan wilayah Bengkulu, dan daerah sekitar Kota Agung, Kabupaten Lahat (Sumsel). Menurut berbagai literatur, semua wilayah itu pada masa kolonial Belanda memang termasuk bagian dari Kewedanaan Pasemah. Sedangkan secara geografis, bisa disebut adalah mereka yang bermukim di sekitar kaki dan lembah Gunung Dempo sekarang.
Penyebutan Pasemah itu sendiri, seperti diakui Mohammad Saman (70), budayawan dan salah seorang sesepuh di sana, berawal dari kesalahan pengucapan (lidah) orang Belanda. Padahal, pengucapan yang tepat untuk menyebut kelompok masyarakat ini sebetulnya adalah Besemah. Hanya saja, karena lidah Belanda tidak bisa mengucap awalan "Be" dari Besemah dan yang terucap hanya "Pa", maka mereka akhirnya menyebut dengan Pasemah.
Belakangan bahkan hingga 57 tahun Indonesia merdeka, yang paling populer di tengah masyarakat justru sebutan: Pasemah. "Keseleo lidah (pengucapan) orang Belanda yang menyebut Pasemah itu, ternyata yang paling populer di luar. Padahal, bagi kami orang-orang yang masih bertahan di sini, dari dulu tetap menyebut Besemah," ungkap Saman, yang mengaku secara otodidak menguasai dan mengikuti perjalanan panjang sejarah Pasemah.
Kata Besemah itu sendiri, konon berawal dari "kekagetan" Atong Bungsu, puyang (nenek moyang) mereka ketika melihat banyaknya ikan "Semah" di sebuah sungai yang mengalir di lembah Dempo. Menyaksikan ikan itu, tiba-tiba terucap dari mulut Atong Bungsu kalimat; Besemah..., Besemah...! yang artinya di sungai itu ada (banyak) ikan semahnya.
PASEMAH adalah salah satu kelompok masyarakat tradisional yang kaya dengan nilai-nilai adat, tradisi, dan budaya yang sangat khas. Seperti yang dijelaskan Mohammad Saman, masyarakat di tanah Pasemah sedari dulu sudah mempunyai tatanan dan aturan-aturan masyarakat yang bernama "Lampik Empat, Merdike Due" yakni, perwujudan demokrasi murni yang muncul, berkembang, dan diterapkan sepenuhnya, oleh semua komponen masyarakat setempat.
Menurut Kamil Mahruf, Nanang Soetadji, dan Djohan Hanafiah dalam bukunya Pasemah Sindang Merdika, asal usul orang Pasemah dimulai dengan kedatangan Atong Bungsu, yaitu nenek moyang orang Pasemah Lampik Empat dari Hindia Muka untuk menetap di daerah ini. Saat kedatangan Atong Bungsu tersebut, ternyata sudah ada berdiam dua suku yang menempati daerah itu. Yakni, suku Penjalang dan suku Semidang. Untuk menjaga ketenteraman dan melindungi kepentingan mereka, pendatang dan kedua suku itu menyepakati perjanjian bersama. Intinya, di antara mereka sampai anak keturunannya, tidak akan mengganggu dalam segala hal.
Sejauh ini memang tidak diketahui sejak kapan keberadaan suku-suku Lampik Empat di tanah Pasemah. Namun, seperti dijelaskan Kamil Mahruf, jika perkataan Pasemah yang terdapat dalam prasasti yang dibuat oleh balatentara raja Yayanasa dari Kedatuan Sriwijaya setelah penaklukan Lampung tahun 680 Masehi yaitu "Prasasti Palas Pasemah" ada hubungannya dengan tanah Pasemah, maka berarti suku-suku ini telah ada pada awal abad ke-7 M.
Keberadaan suku Pasemah itu sendiri tampaknya memang tidak bisa lepas dari perjalanan panjang sejarah Kesultanan Palembang. Dari berbagai referensi yang dimiliki, menurut Kamil Mahruf, keterkaitan antara tanah Pasemah dan Sultan Palembang dilatarbelakangi oleh hubungan historis dan moral menyangkut ketidakmampuan untuk mengatur diri sendiri.
Disebutkan, setelah puyang Pasemah yakni Atong Bungsu berkembang biak, keturunannya menyebar dan terbagi ke dalam empat suku. Yaitu, Sumbai Besar, Sumbai Pangkal Lurah, Sumbai Ulu Lurah, dan Sumbai Mangku Anom. Karena keempat suku itu tidak mampu mengatur kerukunan di antara mereka, maka dikirimlah utusan masing-masing suku menemui Raja Palembang untuk meminta petunjuk. Khusus dua suku sebelumnya, suku Penjalang dan Semidang tidak turut serta sesuai perjanjian terdahulu.
Lantas, Raja Palembang memberi hadiah kepada keempat ketua suku, berupa satu lampik atau tikar untuk tempat duduk bersama. Arti pemberian itu sangat dalam, yaitu arahan agar keempat suku tersebut harus duduk bersama dalam mengatasi berbagai masalah di lingkungan mereka. Segala sesuatu yang timbul di antara kelompok itu, harus diselesaikan secara musyawarah.
Menurut Saman, Lampik Empat (empat suku turunan Atong Bungsu) dan Merdike Due (dua suku yang sudah lebih dulu ada), merupakan potensi besar masyarakat yang ada di tanah Pasemah. Mereka menyatu, membentuk suatu kelompok masyarakat yang memang sudah sejak lama memiliki tatanan demokrasi modern.
"Jauh sebelum Indonesia merdeka, Pasemah sudah punya sebuah tata pemerintahan yang amat demokratis. Pada saat itu yang dikedepankan adalah, kekuatan rakyat dengan dasar-dasar musyawarah dan mufakat. Lampik Empat, Merdike Due adalah, suatu tatanan demokrasi murni yang betul-betul sangat menjunjung tinggi pendapat dan aspirasi orang banyak. Itu artinya, jauh sebelum kalangan anggota parlemen dan para pemikir di Indonesia sekarang berbicara soal demokrasi, ternyata di tanah Pasemah sudah diterapkan hal itu lengkap dengan etika-etika berdemokrasi layaknya pemerintahan modern sekarang," tegas Saman penuh bangga.
Hanya saja, pengingkaran terhadap tatanan demokrasi ternyata dari dulu sudah terbukti akan berdampak buruk. Tidak saja sekarang, sejak dari dulu pun pengingkaran demokrasi ini membawa implikasi yang tidak sehat di tengah
masyarakat. Bahkan, bisa menjurus perpecahan dengan beragam persoalan serius. Buktinya, bisa dilihat dalam perjalanan panjang sejarah Pasemah menghadapi Belanda antara tahun 1821 sampai 1866.
Dalam bukunya Pasemah Sindang Merdika, Kamil Mahruf dan kawan-kawan secara gamblang menggambarkan betapa kejayaan Pasemah bertahun-tahun, bisa hancur hanya gara-gara pengingkaran terhadap nilai-nilai yang ada pada Lampik Empat, Merdike Due tadi. Bahkan, sekitar tahun 1866 ketika Pasemah Sindang Merdike (julukan membanggakan bagi orang-orang Pasemah sebagai penjaga perbatasan) berakhir, disebut-sebut dipicu oleh ketidaksenangan sebagian kepala dan orang-orang berpengaruh di wilayah Lampik Empat bersama-sama orang Semidang untuk membatalkan perjanjian "Sindang Merdike" dengan Belanda.
Berbagai ambisi dan kedengkian itu pula akhirnya yang menyebabkan runtuhnya kejayaan Lampik Empat, terhitung sejak 22 Juli 1867. Sudah bisa ditebak, begitu Lampik Empat "terkubur", lenyap sudah sebuah hakikat demokrasi dalam sekejap. Artinya, kebijakan tanpa didasarkan pada musyawarah dan mufakat ternyata telah meruntuhkan sebuah pilar demokratis yang dibangun di tanah Pasemah.
MAKIN tenggelamkah "Sindang Merdike" saat ini? Menurut budayawan Pasemah, Mohammad Saman, begitu kekuatan Belanda merambah ke sini, mulailah terjadi pergeseran nilai-nilai adat, budaya, dan sistem pemerintahan di tanah Pasemah. Dampak berikut juga menyentuh berbagai peran dan fungsi lembaga-lembaga lama yang ada di masyarakat ke lembaga baru yang sesuai dengan keinginan penguasa.
Lembaga-lembaga lama misalnya hukum adat dan tradisi lain, semakin tidak berfungsi. Bahkan, puncaknya memasuki abad XIX, berbagai lembaga tradisional di tanah Pasemah terasa mulai keropos dan pada akhirnya hilang digerogoti kolonial. Barangkali ini terkait pula dengan strategi perang yang tujuan akhirnya adalah agar kekuasaan mereka bisa langgeng.
Era sekitar tahun 1940-an, bisa disebut sebagai titik awal pudarnya kejayaan Pasemah. Sebab, pada saat itu sistem pemerintahan marga sebagai sebuah sistem pemerintahan tradisional yang mapan di tanah Pasemah, ternyata dihapus oleh kolonial. Jabatan strategis seperti, Kepala Sumbai, Pesirah, dan lain-lain lantas dilikuidasi.
Dilukiskan, cobaan bagi tanah Pasemah tidak semata lahir pada zaman kolonial. Setelah merdeka, bahkan di era orde baru pun tanah Pasemah juga menjadi korban. Sistem pemerintahan marga, misalnya lembaga Sumbai yang mulai bertunas kembali saat itu, sengaja dienyahkan.
"Dengan diterapkannya Undang-Undang Pemerintahan Desa yang seragam dari Aceh sampai Irian sekitar tahun 1979, membuat pemerintahan marga di tanah Pasemah kembali terkubur. Padahal, saat itu reinkarnasi sistem pemerintahan marga sudah mulai muncul kembali. Ini jelas petaka kedua yang melanda Pasemah," tutur Saman.
Imbalan dari pemerintah Orde Baru, untuk menghargai rasa keterpaksaan masyarakat Pasemah dalam menghapus marga dan diganti desa kala itu, hanya berupa sebuah stasiun relay televisi, satu masjid, dan memberi status kota administratif bagi Pagar Alam. Imbal beli yang teramat murah ini memang ironis. Akan tetapi, para tetua Pasemah tidak berdaya karena jika mereka menentang, jargon yang paling pas adalah akan dicap sebagai antipembangunan.
"Ketika itu pilihan kami memang serba sulit. Daripada timbul konflik dan dianggap macam-macam, dengan rasa berat hati kami akhirnya menerima tawaran itu. Kita betul-betul sedih, karena sudah diramalkan bahwa Pasemah akan dikubur tanpa bisa bangkit kembali," ia menambahkan.
Tentang keinginan menghidupkan kembali pemerintahan marga, diakui Saman, bukan dimaksudkan untuk sekadar menghibur diri. Karena dengan sistem pemerintahan marga, diyakini semua institusi akan memiliki basis sampai ke tingkat yang paling dasar. Ini memberi banyak keuntungan, salah satunya adalah gampang menarik masyarakat untuk berpartisipasi dalam menggerakkan roda pembangunan. Sudah dari dulu diketahui bahwa Kepala Sumbai atau Pesirah memiliki ikatan moral dan berpengaruh luas ke bawah.
"Terus terang, kami iri dengan Sumatera Barat (Sumbar) yang saat ini sudah kembali ke pemerintahan Nagari. Jika di Sumbar sistem pemerintahan tradisional bisa dihidupkan kembali, kenapa di tanah Pasemah ini tidak dilakukan. Jadi, inilah yang perlu digugah untuk membangkitkan kembali kejayaan Pasemah dalam konteks pemerintahan modern di era otonomi daerah," ujarnya.
Akankah "Sindang Merdike" itu akan terkubur sepanjang masa ? Jawabannya, tentu tergantung dari keinginan bersama masyarakat di tanah Pasemah itu sendiri.
Sebab, sebagai kelompok masyarakat yang mendapat gelar kehormatan "Penjaga Perbatasan", idealnya memang harus mampu bangkit karena mereka memiliki rasa patriotisme tinggi. Sikap mental seperti itu memang sudah terbukti dan teruji dari dulu. Hanya saja, tenggelam dengan nostalgia masa lalu, jelas bukan sebuah jawaban yang tepat.
1.2. Gambaran Umum Kedurang
Kedurang adalah sebuah kecamatan di Bengkulu Selatan. Kecamatan kedurang terdiri dari 26 desa. Kondisi alamnya bertebing-tebing yang di aliri sungai berair jernih dan berbatu. Jika dilihat dari atas awan, Kedurang di tampak hijau dengan bukit barisan di tepinya. Karena dekat dengan pegunungan, tanah di daerah ini berbatu. Dalam hal pertanian tidak asing jika di sawah-sawah penduduk banyak terdapat batu.
Masyarakat Kedurang tergolong suku pasemah. Kebanyakan suku di daerah Bengkulu Selatan adalah suku serawai, namun Kedurang dan Padang Guci yang termasuk ke suku pasemah. Pasemah sendiri sebenarnya adalah sebuah tempat di daerah Sumatera selatan, namun jaraknya dengan Kedurang hanya dibatasi oleh Bukit Barisan.
Gambar 1






Berikut adalah Data mengenai desa di kecamatan Kedurang
Jumlah Keluarga
Tahun 2003
Prop.
:
BENGKULU
Kab.
:
BENGKULU SELATAN
Kec.
:
KEDURANG
Desa
Keluarga
LUBUK LADUNG
209
AIR SULAU
500
SUKA RAJA
48
LIMUS
110
PENINDAIAN
84
PADANG BINDU
80
NANJUNGAN
77
PAGAR BANYU
75
SUKARAMI
114
BETUNGAN
124
KARANG CAYA
68
LAWANG AGUNG
286
DURIAN SEBATANG
400
PAJAR BULAN
275
TANJUNG BESAR
71
MUARA TIGA
200
SUKANANTI
140
TANJUNG NEGARA
100
TANJUNG ALAM
192
KEBAN AGUNG III
92
KEBAN AGUNG II
140
KEBAN AGUNG I
138
PALAK SIRING
486
BUMI AGUNG
173
RANTAU SIALANG
292
BATU AMPAR
538
Jumlah
5,012
Sumber : BPS, Podes 2003

Text

This is featured post 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Links

Links 2

468x60 Ads